Saturday, January 30, 2016

Laporan IPA "Sistem Pencernaan Makanan"

Laporan Ilmu Pengetahuan Alam

BAB 5 Sistem Pencernaan Makanan”

Disusun Oleh Kelompok 1 - VIIIF :
1.     Abdillah Septian Nuur Fajri         (01/VIIIF)
2.     Chanindya Norma Azhari            (07/VIIIF)
3.     Kevin Pratama Sugiarto               (14/VIIIF)
4.     Septi Alfatiana                              (22/VIIIF)



SMP N 1 WONOSARI
TAHUN AJARAN 2015/2016
Jalan Kolonel Sugiyono no 35B, Wonosari Gunungkidul




A.      Laporan Praktikum “ Mengidentifikasi Bahan Makanan yang Mengandung Lemak”

v  Bahan dan Alat Yang Diperlukan

1.        Mortar dan pistil
2.        Kertas
3.        Kertas label
4.        Bahan makanan yang akan diuji
5.        Bolpoin

v  Langkah Kerja
1.        Kumpulkan jenis makanan berikut: nasi, singkong, roti, kue, keripik kentang, kacang, buah-buahan, sayuran, dan daging.
2.        Secara terpisah hancurkan bahan makanan dengan pistil dan mortar.
3.        Tempatkan makanan pada sehelai kertas minyak (bahan layang-layang), kemudian lipat sehingga kertas membungkus makanan secara sempurna (hati-hati jangan sampai kertas tersebut robek).
4.        Beri label kertas dengan nama masing-masing makanan (jangan mencicipi makanan).
5.        Biarkan selama 30 menit.
6.        Ambil dua lembar kertas, satu lembar diberi tanda A dan yang lain diberi tanda B. Kertas A di tetesi dengan minyak, dan kertas B ditetesi air.
7.        Bandingkan kertas tempat makanan dengan kertas A dan B.

v  Hasil Laporan
1.        Tabel Pengamatan
Bahan Makan
Uji Lemak
Mengandung Lemak
Tidak Mengandung Lemak
Gogik

Biskuat

Biskuit Potato


2.        Analisis
Gunakan tes ini untuk menentukan kandungan lemak pada makanan. Tanda berminyak (transparan) berarti makanan mengandung lemak, sedangkan tanda basah berarti makanan mengandung air.


B.       Laporan Praktikum “ Uji Nutrisi pada Makanan”

v  Bahan dan Alat Yang Diperlukan

1.        Tabung reaksi (satu tabung per sampel uji)
2.        Penjepit tabung reaksi
3.        Rak tabung reaksi
4.        Termometer
5.        Mortar dan pistil
6.        Pipet tetes
7.        Gelas beker
8.        Kertas label
9.        Air panas
10.    Kaki tiga
11.    Pembakar spiritus
12.    Larutan bahan makanan yang akan diuji (beberapa bahan makanan yang diduga mengandung pati, gula, dan protein)


v  Tujuan Meneliti
I.         Uji Bahan Makanan yang Mengandung Karbohidrat
Reagen Kalium Iodida (KI) atau lugol digunakan untuk menguji bahan makanan yang mengandung karbohidrat. Reagen ini berwarna orange. Setelah sampel yang diuji ditetesi reagen KI akan terjadi perubahan warna. Apabila sample berubah warna menjadi biru tua berarti bahan makanan tersebut mengandung karbohidrat.
§  Langkah Kerja
1.        Sediakan 10 gr bahan makanan yang akan diuji (nasi, ubi, telor, putih telur, susu, atau bahan makanan lain yang mudah ditemukan)
2.        Hancurkan bahan makanan yang akan diuji dengan mortar dan pistil.
3.        Tambahkan air untuk memudahkan penghancuran.
4.        Masukkan masing-masing 2 ml ekstrak makanan kedalam tabung reaksi.
5.        Beri label masing-masing tabung reaksi sesuai dengan nama sampel larutan uji.
6.        Tetesilah masing-masing bahan makanan tersebut dengan reagen KI.
7.        Catat warna dasar dari bahan makanan dan warna dasar reagen KI.
8.        Perhatikan perubahan warna yang terjadi!

II.      Uji Bahan Makanan yang Mengandung Gula
Reagen Benedik digunakan untuk menguji bahan makanan yang mengandung gula. Reagen ini berwarna biru jernih. Setelah sample yang diuji ditetesi reagen benedik, akan terjadi perubahan warna. Apabila sample berubah warna menjadi biru kehijauan atau kuning atau merah bata berarti bahan makanan tersebut mengandung gula. Bergantung pada kadar gula dalam sample.
§  Langkah Kerja
1.        Lakukan langkah yang sama seperti kegiatan uji kandungan karbohidrat!
2.        Tambahkan 10 tetes larutan benedik kedalam masing-masing tabung reaksi!
3.        Catat warna dasar bahan makanan dan warna reagent benedik!
4.        Panaskan tabung reaksi dalam beker glas yang berisi air bersuhu 40- 50°C selama lima menit. Perhatikan, jangan arahkan mulut tabung reaksi pada temanmu, dan gunakan penjepit tabung reaksi saat memindahkan tabung reaksi. Pastikan pula kamu meminta gurumu melihat rangkaian percobaanmu sebelum kamu menyalakan apinya.
5.        Perhatikan perubahan warna yang terjadi!

III.   Uji Bahan Makanan yang Mengandung Protein
Reagen biuret digunakan untuk mengetahui adanya kandungan protein pada bahan makanan. Reagen biuret berwarna biru. Ketika bereaksi dengan protein akan berubah warna menjadi merah muda sampai ungu.
§  Langkah Kerja
1.        Lakukan langkah yang sama seperti kegiatan uji kandungan karbohidrat.
2.        Tambahkan 10 tetes larutan biuret kedalam masing-masing tabung reaksi.
3.        Catat warna dasar bahan makanan dan warna reagen biuret.
4.        Dengan menggunakan pipet, secara hati-hati tambahkan 3 tetes reagen biuret untuk masing-masing tabung. Kocok perlahan-lahan untuk mencampur.
5.        Jangan terlalu kuat dalam mengocok untuk mencegah campuran tumpah ke luar tabung, usahakan campuran bahan uji dan biuret jangan sampai terkena tangan secara langsung.

v  Hasil Pegamatan
1.        Tabel Pengamatan
Bahan Makanan
Reagen
Kalium Iodida
Benedik
Biuret
Gogik
Hitam
Merah
Merah bata
Biskuat
Hitam
Coklat
Hitam
Biskuit Potato
Hitam
Krem
Krem

2.        Keterangan
1.        Bahan makanan bila ditetesi lugol atau KI warnanya biru tua hingga hitam berarti bahan makanan tersebut mengandung karbohidrat.
2.        Bahan makanan bila ditetesi reagen benedik berubah warna warna menjadi biru kehijauan atau kuning atau merah bata berarti bahan makanan tersebut mengandung gula.
3.        Bahan makanan bila ditetesi reagen biuret berubah warna menjadi merah muda sampai ungu berarti bahan makanan tersebut mengandung protein.

v  Kesimpulan
Nutrisi atau gizi adalah zat yang dibutuhkan makhluk hidup sebagai sumber energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan, dan keberlangsungan fungsi pada setiap jaringan dan organ tubuh secara normal. Sebenarnya, makanan yang kamu konsumsi sehari-hari harus mengandung enam jenis nutrisi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Karbohidrat, lemak, dan protein dibutuhkan dalam jumlah yang cukup banyak, sedangkan vitamin dan mineral dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang hanya sedikit.
Karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin merupakan nutrisi organik yang mengandung karbon. Sebaliknya, nutrisi anorganik seperti air dan mineral tidak mengandung karbon. Makanan yang mengandung karbohidrat, lemak, dan protein perlu dicerna atau dipecah terlebih dahulu oleh tubuh, sedangkan air, vitamin, dan mineral dapat diserap langsung oleh sel-sel tubuh.


Thursday, January 28, 2016

Jumlah dan Pertumbuhan, Komposisi, serta Persebaran dan Migrasi Penduduk

Jumlah dan Pertumbuhan, Komposisi, serta
Persebaran dan Migrasi Penduduk

1.        Jumlah dan pertumbuhan penduduk
a.      Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk suatu wilayah atau negara, termasuk Indonesia selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu disebabkan oleh pertumbuhan penduduk.
·         Sebelum Indonesia merdeka :
Sensus berjumlah 60,7 juta jiwa (tahun 1930).
·         Setelah merdeka
Sensus pertama berjumlah 97,1 juta jiwa        (tahun 1961).
Sensus kedua berjumlah 119,2 juta jiwa         (tahun 1971).
Sensus ketiga berjumlah 146,9 juta jiwa         (tahun 1980).
Sensus keempat berjumlah 178,6 juta jiwa     (tahun 1990).
Sensus kelima berjumlah 205,1 juta jiwa        (tahun 2000).
Sensus keenam berjumlah 237,6 juta jiwa      (tahun 2010).
Salah satu penyebab bertambahnya jumlah penduduk adalah tingginya tingkat kelahiran. Sensus penduduk (cacah jiwa) adalah kegiatan dalam rangka pengumpulan, pengolahan, penyajian dan penyebar luasan data kependudukan. Dari hasil sensus tersebut, diperoeh data jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun, atau dari dasawarsa tertentu ke dasawarsa berikutnya.
            Informasi tentang jumlh penduduk di suatu wilayah sangat diperlukan untuk merancang pembangunan. Bertambahnya jumlah penduduk berakibat pada semakin sempitnya kesempatan memperoleh pekerjaan. Keadaan tersebut dapat menimbulkan terjadinya kemiskinan.
b.      Pertumbuhan penduduk alami
Pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari hasil selisih tingkat kelahiran dengan kematian dalam satu tahun disebut pertumbuhan penduduk alami. Pertumbuhannya dinyatakan dalam perseribu.  Kejadian paling sederhana dapat kita lakukan dengan melakukan pengamatan penduduk di lingkungan kita. Dalam satu tahun, berapa terjadi kelahiran, dan berapa terjadi kematian? Misalkan, pada saat ini jumlah penduduk di kampungmu 1000 orang, maka dengan menghitung selisih jumlah kelahiran dan kematian maka kita akan menemukan angka pertumbuhan penduduk di kampungmu. Contoh, jumlah bayi yang lahir 40, penduduk yang meninggal dunia 20. Maka dengan menggunakan rumus di bawah ini pertumbuhan penduduk di kampung adalah 40-20 perseribu, atau 20 perseribu atau 2%.
Adapun perhitungannya dapat digunakan rumus:
P = L – M

Keterangan :
P = Pertumbuhan penduduk
L = Lahir
M = Mati
c.       Pertumbuhan penduduk non alami
Pertumbuhan penduduk non alami diperoleh dari selisih penduduk yang melakukan imigrasi (migrasi masuk) dengan emigrasi (migrasi keluar). Pertumbuhan penduduk non alami disebut juga dengan pertumbuhan penduduk karena migrasi. Perhitungan penduduk non alami dapat digunakan rumus sebagai berikut:
P = I – E
Keterangan :
P = Pertumbuhan penduduk
I = Imigrasi
E = Emigrasi
d.      Pertumbuhan penduduk total
Pertumbuhan total adalah pertumbuhan penduduk yang dihitung dari selisih jumlah kelahiran dengan kematian ditambah dengan selisih dari pertumbuhan non alami. Perhitungan penduduk total dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
P = (L – M ) + (I – E)
Keterangan :
P = jumlah pertumbuhan penduduk dalam satu tahun
L = jumlah kelahiran dalam satu tahun
M= jumlah kematian dalam satu tahun
I = Imigrasi
E = Emigrasi
Kelahiran dan kematian merupakan faktor utama pertumbuhan penduduk yang dipengaruhi oleh kondisi kesehatan, kualitas lingkungan hidup, dan pendidikan. Kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan kesadaran tentang kesehatan melalui proses pendidikan. Lingkungan yang kurang terawat, pemukiman yang kumuh, limbah pabrik yang sudah di atas ambang batas wajar, selokan yang tidak terawat dapat menyebabkan berbagai penyakit. Hal tersebut dapat berdampak pada angka kematian suatu daerah yang dapat menyebabkan pertumbuhan penduduk negatif.
2.        Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk berdasarkan usia/ umur, jenis kelamin, mata pencaharian, agama, bahasa, pendidikan, tempat tinggal, jenis pekerjaan, dan lain-lain. Berikut ini akan dijelaskan mengenai komposisi penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin.
a.       Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia
Komposisi penduduk berdasarkan usia/umur dapat dibuat dalam bentuk usia tunggal, seperti 0, 1, 2, 3, 4, sampai 60 tahun atau lebih. Komposisi penduduk dapat juga dibuat berdasarkan interval usia tertentu, seperti 0–5 (usia balita), 6–12 (usia SD), 13–15 (usia SMP), 16–18 (usia SMA), 19–24 (usia Perguruan Tinggi), 25–60 (usia dewasa), dan >60 (usia lanjut). Selain itu komposisi penduduk juga dapat dibuat berdasarkan usia produktif dan usia nonproduktif, misalnya: usia 0–14 (usia belum produktif), 15–64 (usia produktif), dan usia >65 (tidak produktif).
Semakin besar angka ketergantungan, akan semakin besar beban penduduk dalam menopang kehidupan. Artinya jumlah penduduk usia non produktif jumlahnya masih besar, sehingga penduduk usia produktif harus menanggung kehidupan penduduk usia non produktif yang jumlahnya lebih banyak. Sebaliknya, jika semakin kecil angka ketergantungan, akan semakin kecil beban dalam menopang kehidupan penduduk usia nonproduktif.
Angka ketergantungan dapat dicari dengan rumus berikut:
Keterangan :
AK          = Angka Ketergantungan (dependency ratio)
a              = jumlah penduduk belum/tidak produktif (0-14 tahun dan >65 tahun)
b              = jumlah penduduk produktif (15 – 64 tahun)
100         = dihitung perseratus penduduk
Setelah mempelajari angka ketergantungan, selanjutnya kamu perlu mempelajari bonus demografis yang dimiliki bangsa Indonesia. Bonus demografis adalah keadaan di mana komposisi penduduk kita sangat menguntungkan dari sisi pembangunan karena jumlah penduduk usia kerja atau usia produktif cukup besar, sedang penduduk usia muda semakin sedikit dan penduduk usia lanjut belum banyak. Kecenderungan bonus demografis dapat kamu lihat pada gambar 2.3.
Gambar 2.3 Grafik Bonus demografis Indonesia dari waktu ke waktu
Dari gambar 2.3. kamu dapat melihat bagaimana kondisi bonus demografis Indonesia. Kamu perhatikan rentang tahun 2010-2020. Pada gambar tersebut kelompok umur di atas 65 tahun (Elderly) berjumlah di bawah 10%, kelompok anak-anak umur 0-14 tahun di bawah 30 %. Dengan demikian maka kelompok tidak produktif sekitar 40%, berarti kelompok produktif sekitar 60%. Atau secara sederhana setiap 100 penduduk, terdapat 60 orang yang mencari nafkah.
b.      Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin dapat dituangkan dalam bentuk diagram yang dikenal dengan piramida penduduk.Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin juga penting untuk diketahui, karena dapat digunakan dalam menghitung angka perbandingan jenis kelamin (sex ratio). Perbandingan tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan bentuk pemberdayaan penduduk sebagai sumber daya manusia sesuai dengan karakteristiknya. Misalnya, berkenaan dengan pekerjaan, tanggung jawab, serta bentuk pengembangan pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan potensi dan kemampuan penduduk.
c.       Piramida Penduduk
Piramida penduduk memiliki manfaat seperti; mengetahui perbandingan jumlah penduduk pria dan wanita, mengetahui pertumbuhan penduduk di suatu negara, mengetahui jumlah penduduk usia sekolah, dan mengetahui golongan penduduk produktif dan tidak produktif. Dengan demikian, piramida penduduk menjadi data penting untuk menjadi salah satu dasar pembuatan keputusan penting di suatu negara.
Data tentang komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat digambarkan dalam suatu grafik pada saat tertentu yang disebut piramida penduduk. Komposisi penduduk berdasarkan umur dapat dibedakan menjadi kelompokkelompok, misalnya:
- Penduduk usia muda                 umur 0 – 20 tahun
- Penduduk usia dewasa              umur 21 – 55 tahun
- Penduduk usia tua                     umur > 55 tahun

Dengan membaca piramida penduduk suatu negara, kamu dapat memperoleh banyak data dan informasi tentang kondisi penduduk tersebut. Misalnya berapa persen jumlah penduduk yang tidak produktif, berapa persen jumlah perempuan, dan sebagainya. 

Pahamilah Dirimu Sendiri

  https://www.shopback.co.id/katashopback/yuk-pahami-dirimu-dengan-4-cara-memahami-diri-sendiri-ini Diri sendiri boleh jadi adalah orang per...